BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Penyajian
data statistik dalam berbagai bentuk table distribusi frekuensi dan
grafik,sedikit banyak dapat membantu seorang statistik dalam rangka mengenal
dan mengetahui cirri atau sifat yang terkandungdalam sekumpulan bahan
keterangan yang berupa angka. Namun, hanya dengan membuat table distribusi
frekuensi dan grafik saja sebenarnya masih amat terbataslah hal-hal yang dapat
ditangkap oleh peneliti, dalam rangka membuat angka itu “berbicara” atau memberikan pengertian dan makna
tertentu. Penyjian data dalam bentuk table distribusi frekuensi dan grafik itu,
barulah memasuki pintu gerbang pertama di dalam memasuki dunia analisis
statistik.
Kumpulan
bahan keterangan yang beruapa angka perlu dilakukan pengukuran tertentu. Cara yang
pertama ialah dengan mengukur kecendrungan data terhadap titik pusatnya,
yakni dengan mnggunakan berbagai macam
ukuran tendensi pusat data, seperti: Rata-rata Hitung, Rata-rata pertengahan,
Modus, Rata-rata ukur dan lain-lain.
Namun
demikian satuhal yang perlu diingat ialah, kegiatan menganalisis data statistik
dengan hanya mengetahuai frekuensi dan nialai rata-ratanya saja, dipandang
belum cukup “tajam” dan “teliti” , sebab masih terdapat hal yang berapa diluar
jangkauan pengetahan seorang peneliti; yaitu bahwa sekalipun distribusi
frekuensi dan nilai rata-ratanya telah diketahui namun belum dapat diketahui
bagaimana penyebaran data itu sebenarnya.
Sehubungan
dengan hal-hal yang telah dikemukakan, maka agar dapat dicapai tingkat
“ketajaman analisis” , disamping mengetahui distribusi frekuensi dan mengetahui
nilai rata- rata dari data yang sedang kita teliti, lebih lanjut terhadap data
tersebut perlu dikenai ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui varibilitas
atau penyebarannya. Ukuran dimaksud dalam dunia statistik dikenal dengan nama
Ukuran Variabilitas data atau Ukuran penyebaran data.
1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan ukuran penyebaran data?
2. Apa
saja macam-macam ukuran pnyebaran data?
3. Apa
yang dimaksud dari macam-macam ukuran
penyebaran data yang ada?
1.2 TUJUAN
1. Untuk
mengatahui apa yang dimaksud dengan Ukuran penyabaran data
2. Untuk
mengetahui macam-macam Ukuran penyebaran data
3. Untuk
mnegtahui apa yang dimaksud dari macam-macam Ukuran penyebaran data yang ada
BAB
11
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN UKURAN PENYEBARAN DATA
Ukuran penyebaran data itu,yakni:
Berbagai macam ukuran statistic yang dapat digunakan untuk mengetahui: luas penyebaran data, atau variasi data.atau homogenitas data, atau stabilitas
data.
2.2 MACAM-MACAM UKURAN PENYEBARAN
DATA
Dalam dunia statistik, dikenal beberapa
macam Ukuran Penyebaran Data, dari ukuran yang
paling sederhana sampai ukuran yang dipandang memiliki kadar ketelitian
yang tinggi, yaitu: (1) Range, (2) Deviasi (yaitu: Deviasi Kuartil, Deviasi
Rata-rata dan Deviasi Standar), (3) Variance, dan (4) Ukuran penyebaran
Relatif.
Dilihat dari segi relavasinya, maka
dalam pembelajaran lebih lanjut hanya akan dikemukakan dua jenis ukuran saja,
yaitu:(1) Range dan (2) Deviasi, dan deviasi pun dibatasi pada Deviasi
Rata-rata dan Deviasi Standar.
1. Range
A. Pengertian
Range
Range yang
biasa diberi lambah R adalah salah satu ukuran statistic yang menunjukan jarak
penyebaran antara sekor (nilai) yang terendah (lower Score) sampai skor (nilai) yang tertinggi (Higbest Score). Dengan singakat dapat
dirumuskan:
R= H – L
R = Range yang kita
cari.
H = Skor atau nilai
yang tertinggi (Hingbest Score).
L = Skor atau nilai
yang terendah (Lowest Score).
B. Cara
Mencari Range
TABEL 1.1. Pengbuah
hitungan Range Nilai Hasil Tes untuk 5 Macam Bidang Setudi yang Diikuti oleh 3
Orang Calon yang Mengikuti Tes Seleksi Penerimaan Calon Mahasiswa Baru Pada
Sebuah Peguruan Tinggi Agama Islam.
No
Uj.
|
Nama
|
Nilai yang dipakai
|
H
|
L
|
R
= H-L
|
Jumlah
Nilai
|
Mean
|
||||
PMP
|
Dir.
IsI
|
Bhs.
Ind.
|
Bhs.
Arb.
|
Bhs.
Ingg.
|
|||||||
1
2
3
|
Alif
Ba
Ta
|
85
58
65
|
55
65
65
|
76
72
65
|
45
60
65
|
65
70
65
|
86
7
|
45
5
|
40
1
|
325
325
325
|
65
65
65
|
Keterangan:
Kolom
3 s.d. 7 menunjukkan distribusi nilai hasil yang dicapai oleh 3 orang calon.
·
Kolom 8 memuat Nilai Tertinggi
masing-masing calon.
·
Kolom 9 memuat nilai Terendah
masing-masing calon.
·
Kolom 10 menunjukkan jumlah seluruh
nilai.
·
Kolom 11 adalah Mean yang dicapai oleh masing-masing calon.
Table
1.1. menunjukkan bahwa makin kecil jarak penyebaran nilai dari Nilai Tertendah
sampai Nilai Tertinggi, akan makin homogen
distribusi nilai tersebut. Sebaliknya, makin besar Rangenya, akan makin berserakan
(makin bervariasi)-lah nilai-nilai yang ada dalam distribusi nilai tersebut.
C.
Pengunaan
Range
Range
kita gunakan sebagai ukuran, apabila didalam waktu yang sangat singkat kita
ingin memperoleh gambaran tenetang penyebaran data yang sedang kita selidiki
dengan mangabaikan factor ketelitian atau kecermatan.
D. Kebaikan
dan Kelemahan Range
Kebaikan
Range adalah sebagai salah satu ukuran
penyebaran data ialah dengan menggunakan
Range dalam waktu singkat
dapat diperoleh gambaran
Adapun kelemahannya ialah:
1) Range
akan sangat tergantung kepada nilai-nilai ekstrimnya. Dengan kata lain, besar-kecilnya Range
akan sangat ditentukan oleh Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi yang terdapat
dalam distribusi data, dengan demikian
Range sifatnya sangat labil dan kurang teliti.
2) Range
sebagai ukuran penyebaran data, tidak memperhatikan distribusi yang terdapat di
dalam range itu sendiri.
Karena
kelemahan itulah maka sebagai salah-satu ukuran penyebaran data, Range sangat
jarang digunakan dalam pekerjaan analisis statistik.
2. Deviasi
A. Pengertian
deviasi
Dalam statistik yang dimaksud dengan deviasi adalah
selisih atau simpangan dari masing-masing skor atau interval, dari nilai
rata-rata hitunganya (deviation from the
mean).
Deviasi merupahkan salah satu ukuran variabilitas
data yang biasa dilambangkan dengan huruf kecil dari huruf yang digunakan bagi
lambang skornya. Jadi apabila skornya
diberi lambah X maka deviasinya berlambang x; jika skornya Y maka lambang deviasinya
y; jika skornya Z maka lambing
deviasinya z.
Karena deviasi merupakan simpangan atau selisih dari
masing-masing skornya terdapat Mean groupnya, maka sudah tentu terdapat dua
jenis deviasi, yaitu: (1) deviasi yang terdapat di atas Mean, dan (2) deviasi yang terdapat di bawah Mean.
Deviasi yang berada di atas Mean dapat diartikan sebagai “selisih lebih” ; karenanya
deviasi semacam ini akan bertanda plus (+), dan lazim dikenal dengan istilah
deviasi positif. Adapun deviasi yang dibawah mean dapat diartikan sebagai
“selisih kurang” oleh sebab itu, selalu bertanda minus (-), dan lazim dikenal
dengan deviasi negatif
Guna memperjelas uraian yang telah dikemukakan di
atas, mari kita perhatikan contoh dibawah ini.
Skor
(X)
|
Banyaknya(f)
|
Deviasi(x=X-Mx)
|
8
7
6
5
4
|
1
1
1
1
1
|
8-6=
+2
7-6=
+1
6-6=
0
5-6=
-1
4-6=
-2
|
30=∑N
|
5=
N
|
0=…..∑x
|
1) Pengertian
Deviasi Rata-rata
dibagi dengan banyak skor itu
sendiri. Dalam bahasa Inggris Deviasi Rata-rata dikenal
dengan nama Mean Deviation (diberi
lambing: MD) atau Average Deviation (diberi
lambing: AD); dalam uraian selanjutnya akan digunakan lambang AD. Dengan
demikian, Deviasi Rata-rata tadi kita formulasikan dalam rumus adalah sebagai
berikut:
AD= Average Deviation = Deviasi Rata-rata.
∑x= Jumlah harga mutlak
deviasi tiap-tiap skor atau interval.
N= Number of Cases.
2) Cara
Mencari Deviasi Rata-rata
a) Cara Mencari Deviasi Rata-rata
untuk Data Tunggal yang masing-masing skornya berfrekuensi satu.
Misalkan
dua orang lulusan sarjana dari sebuah Fakultas (masing-masing bernama Taufiq
dan turmudzi) memilki nilai untuk 7 mata kuliah yang diujikan pada Semester
terahir tingkat Dektoral sebagai berikut (Lihat Tabel 1.2 dan Tabel 1.3).
Apabila
nilai mereka masing-masing dijumlahkan dan selanjutnya dihitung Nilai
Rata-ratanya Hitungnya, maka ternyata kedua orang lulus sarjana itu memiliki
Nilai Rata-rata Hitung yang sama, yaitu sebesar 70. Sebelumnya (dengan melihat
besarnya Mean yang dicapai oleh kedua orang lulusan sarjana tersebut) kita mengatakan
bahwa mereka itu memilki kualitas hasil belajar yang sama. Akan tetapi apabila
data kedua orang itu kita cari Deviasi Rata-ratanya, kita akan tau bahwa
sekalipun Mean mereka sama, penyebaran nilai-nilainya itu berbeda. Taufiq,
dengan nilai yang dicapai itu, ternyata dlam Deviasi Rata-ratanya adalah 6,0
(AD=6,0); sedangkan Turmudzi dengan nilai hasil studinya itu, deviasi Rata-ratanya
adalah 1,7 (AD=1,7).
TABEL
1.2.
Nilai Hasil Studi Tingkat Sarjana yang Berhasil Dicapai Taufiq dan Penghitungan
Deviasi Rata-ratanya
Nilai
(X)
|
f
|
Deviasi
(x= X-Mx)
|
73
78
60
70
62
80
67
|
1
1
1
1
1
1
1
|
+3
+8
-10
0
-8
+10
-3
|
490=∑X
|
7=
N
|
42=
∑x *)
|
TABEL 1.3. Nilai
Hasil Studi Tingkat Sarjana yang Berahasil Dicapai Turmidzi dan penghitungan
Deviasi Rata-ratanya.
Nilai
(Y)
|
F
|
Deviasi
(y= Y-My)
|
73
69
72
70
71
67
68
|
1
1
1
1
1
1
1
|
+3
-1
+2
0
+1
-3
-2
|
490=
∑X
|
7
= N
|
12
= ∑y *)
|
*Dalam menjumlahkan deviasi ini, tanda aljabar
(yaitu tanda “plus” dan tanda “minus”) diabaikan Jadi yang dijumlahkan adalah harga mutlak deviasi tersebut.
Amatilah dengan seksama:
Mean-nya:
sama. Deviasi Rata-ratanya: Berbeda
b) Cara untuk mencari Deviasi
Rata-rata untuk Data Tunggal yang sebagian atau seluruh berfrekuensi lebih dari
Satu
Untuk
data semacam ini, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
AD=
Avarage Deviation (Deviasi
Rata-rata).
Fx= Jumlah hasil perkalian antara deviasi
tiap-tiap skor dengan frekuensi masing-
masing skor tersebut.
N= Number
of Cases
Contoh: Misalkan data
usia dari sejumlah 50 orang guru kita cari Deviasi Rata-ratanya:
TABEL
1.4. Perhitungan deviasi Rata-rata
Usia
(X)
|
f
|
fX
|
x
|
fx
|
31
30
29
28
27
26
25
24
23
|
4
4
5
7
12
8
5
3
2
|
124
120
145
196
324
208
125
72
46
|
+3,8
+2,8
+1,8
+0,8
-0,2
-1,2
-2,2
-3,2
-4,2
|
+15,2
+11,2
+9,0
+5,6
-2,4
-9,6
-11,0
-9,6
-8,4
|
Total
|
50=
N
|
1360=
∑fX
|
-
|
82,0=
∑fx
|
Langkah
I:
Mencari Mean, dengan rumus:
Langka
II:
Menghitung deviasi masing-masing skor, dengan rumus: x= X-Mx(lihat
kolom 4).
Langkah
III:
Memperkalikan f dengan x sehingga diperoleh fx; SeteLah itu dijumlahkan,
sehingga diperoleh ∑fx, dengan catatan bahwa dalam menjumlahkan fx itu tanda
aljabar diabaikan (yang dijumlahkan adalah harga mutlaknya), diperoleh: ∑fx=
82,0.
Langkah
IV:
Menghitung Deviasi Rata-ratanya, dengan rumus:
Telah diketahui: ∑fx=
82,0 dan N= 50. Dengan demikian:
c)
Cara
Mencari Deviasi Rata-rata untuk Data Kelompokan
Untuk
data kelompokan, Deviasi Rata-ratanya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
AD= Deviasi Rata-rata.
∑fx= Jumlah hasil perkalian antara
deviasi tiap-tiap interval (x) dengan frekuensi masing-masing interval yang
bersangkutan.
N= Number of Cases.
TABEL
1.5. Perhitungan Deviasi Rata-rata dari Data Skor-skor
Hasil EBTA bidang Studi Tata Buku dari 80 Orang siswa Man Jurusan IPS.
Interval
|
f
|
X
|
fX
|
x
|
x
|
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
|
3
5
6
7
7
17
15
7
6
5
2
|
72
67
62
57
52
47
42
37
32
27
22
|
216
335
372
399
364
799
630
259
192
135
44
|
+25,1875
+20,1875
+15,1875
+10,1875
+5,1875
+0,1875
-4,8125
-9,8125
-14,8125
-19,8125
-24,8125
|
+75,5625
100,9375
+91,1250
+71,3125
+36,3125
+3,1875
-72,1875
-68,6875
-88,8750
-99,0625
-49,6250
|
Total
|
80=
N
|
-
|
3747=
∑fx
|
-
|
756,8750=
∑fx
|
Langkah yang kita tempuh dalm mencari
Deviasi Rata-rata Data kelompok seperti termuat pada 1.4 itu adalah:
Langkah
pertama :Menetapkan Midpoint
masing-masing interval (Lihat kolom 3).
Langkah
kedua: Memperkalikan frekuensi amsing-masing interval (f)
dengan Midpintnya (X), sehingga
diperoleh fX; setelah itu dijumlahkan, sehingga dieproleh ∑fX= 3745 (Lihat
kolom 4).
Langkah
ketiga: Mencari Meannya, dengan rumus;
Langkah
keempat: Mencari deviasi tiap-tiap interval, dengan rumus:
x= X-Mx (dimana X= Midpoint),
Hasilnya dapat dilihat pada kolom 5.
Langkah kelima:Memperkalikan
f dan x sehingga diperoleh fx; setelah dijumlahkan dengan tidak mengindahkan
tanda-tanda “plus” dan ”minus,” sehingga diperoleh ∑fx= 756,8750.
Langkah
keenam: Mencari Deviasi Rata-ratanya, dengan rumus:
3) Kelemahan
Deviasi Rata-rata
Dalam menjumlahkandeviasi masing-masing skor atau
deviasi masing-masing interval itu, tanda-tand aljabar yang terdapat didepan
angka yang menunjukan deviasi itu, kita abaikan; berarti semua deviasi kita
anggap bertanda “plus,” sebab yang dijimlahkan adalah harga mutlaknya
Cara kerja demikian sebenarnya secara matematik kurang dapt dipertanggung jawabkan. inilah
kelemahan utama Deviasi Rata-rata, yang karenanya dalam penganalisisan data
statistic ukuran ini jarang sekali digunakan, karena dianggap kurang teliti.
B. Deviasi
standar
1) Pengertian
Deviasi standar
Disebut Deviasi Standar, karena Deviasi Rata-rata
yang tadinya memiliki kelemahan, telah dibakukan atau realiabilitas yang lebih
bagus, oleh karena itu, dalam dunia analisi statistic Deviasi Standar ini
mempunyai kedudukan yang amat penting.
Semua deviasi baik yang bertanda “plus” maupun yang
bertanda “minus” hendaknya dikuadratkan lebbih dahulu Dengan cara demikian,
maka deviasi yang bertanda “plus” tetep akan bertanda “plus,” sedangkan
deviaasi yang bertanda “minus” dengan sendirinya (karena dikuadratkan itu) akan
berubah “plus”. Setelah semua deviasi dikuadratkan dan bertanda “plus” lalu
dijumlaahkan, dicari rata-ratanya dan dicari akarnya.
Dalam
bentuk rumus umum Deviasi Standar atau SDialah sebgaia beerikut:
SD = Deviasi Standar
∑x2= Jumlah semua Deviasi,
setelah mengalami preses penguadratan terlebih dahulu.
N = Number of Cases.
2) Cara
Mencari Deviasi standar
a) Cara mencari Deviasi Standar untuk
Data Tunggal yang sama skornya berfrekuensi Satu
Rumus yang digunakan untuk mencari
Deviasi Standar Data Tunggal yang semua skor frekuensiny satu adalah:
Contoh:
Misalkan data yang
disajikan pada Tabel 1.2 dan (yang telah dicari Deviasi Rata-ratanya itu) kit
cari Deviasi Standarnya, maka proses perhitungannya berturut-turut adalah
sebagai berikut:
TABEL 1.6. perhitungan
SD dari data yang Disajikan pada table 1.2
X
|
f
|
x
|
x2
|
73
78
60
70
62
80
67
|
1
1
1
1
1
1
1
|
+3
+8
-10
0
-8
+10
-3
|
+9
+64
+100
0
+64
+100
+9
|
490=
∑X
|
7=
N
|
0=
∑x
|
346=
∑x2
|
Langkah Perhitungan:
Mencari deviasi x:; x= X-Mx (lihat kolom 3)
Menguadratkan
x sehingga diperoleh x2, setelah itu dijumlahkan,sehingga diperoleh
∑x2= 346
Mencari
deviaaasi standarnya:
Ternyata SDnya lebih besar dari ADnya. Hasil perhitungan SD ini lebih telitih daripada hasil
perhitungaaan AD.
b)
Cara
mencari deviasi standar untuk data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya
berfrekuensi lebih dari satu.
Rumus
deviasi standar untuk data semacam inni adalah sebagai berikut:
SD = Deviasi standar
∑fx2=Jumlah hasil
peerkalian antara frekuensi masing-masing skor, dengan deviasi skor yang telah
dikuadratkan.
N= Number of Cases
Contoh: Misalkan data yang
tertera pada Tabel 1.4, yang telah dihitung Deviasi Rata-ratanya itu kita cari
Deviasi Standarnya, maka langkah yang perlu ditempuh adaalah sebagai berrikut
(lihat table 1.8).
a) Mencari
Meanya dengan rumus:
TABEL 1.7. pehitungan
deviasi standar dari data yang tertera pada table 1.4
X
|
f
|
fX
|
x
|
x2
|
fx2
|
31
30
29
28
27
26
25
24
23
|
4
4
5
7
12
8
5
3
2
|
124
120
145
196
324
208
125
72
46
|
+3,8
+2,8
+1,8
+0,8
-0,2
-1,2
-2,2
-3,2
-4,2
|
14,44
7,84
3,24
0,64
0,04
1,44
4,84
10,24
17,64
|
57,76
31,36
16,20
4,48
0,48
11,52
24,20
30,72
35,28
|
Total
|
50=
N
|
1360=
∑fX
|
-
|
-
|
212,00=
∑fx2
|
b) Mencari
Deviasi tiap-tiap skor yang ada (kolom 4).
c) Menguadratkan
semua deviasi yang ada (kolom 5)
d) Memperkalikan
frekuensi dengan x2 , sehingga diperoleh ∑fx2= 212
e) Mencari
SDnya dengan rumus:
c)
Cara
Mencari deviassi standarnya untuk data kelompok
- Cara mencari deviasi standar untuk data kelompokan, dengan menggunakan Rumus panjang.
Misalkan
data yang tercantum pada Tabel 1.5 (yang
telah dicari deviasi Rata-ratanya) itu kita cari deviasi standarnya dengan
menggunakan rumus yang panjang, maka table perhitungan yang kita perlukan pada
dasarnya sama dengan table 1.5. hanya saj kolom 6 (yaitu kolom untuk fx) kita
ubah dan kita sediakan untuk kolom x2, kemudian ditambah dengan satu
kolom baru (kolom 7) , yaitu kolom untuk fx2. Untuk jelasnya
perhatikan table 1.8.
TABEL
1.8.
Perhitungan Deviasi Sstandar dari Data yang Diasjikan pada Tabel 1.5.
Interval
|
f
|
X
|
fX
|
x
|
x2
|
fx2
|
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
|
3
5
6
7
7
17
15
7
6
5
2
|
72
67
62
57
52
47
42
37
32
27
22
|
216
335
372
399
364
799
630
259
192
135
44
|
+25,1875
+20,1875
+15,1875
+10,1875
+5,1875
+0,1875
-4,8125
-9,8125
-14,8125
-19,8125
-24,,8125
|
69,410
407,535
230,660
103,785
26,910
0,035
23,160
96,285
219,410
392,535
615,660
|
1903,230
2037,675
1383,960
726,495
188,370
0,595
347,400
673,995
1316,460
1962,675
1231,320
|
Total
|
N
|
-
|
3745=
∑fX
|
-
|
-
|
11772,175=
∑fx2
|
Dari
table 1.8
telah kita terima ∑fx2 = 11772,175; sedangkan N= 80. Dengan demikin
dapat kita ketahui SDnya:
b)
Cara mencari deviasi standar untuk data kelompokan dengan menggunakan
rumus singkat.
Untuk
memperkecil resiko kesalahan dan mempercepat perhitungan, maka Karl Pearson
kemudian mengemukakan rumus lain, yang selanjutnya dengan istilah Rumus Singkat.
Rumus singkat untuk
mencari SD itu adlah sebagai berikut:
SD = Deviasi Standar
I =
Kelas Interval
∑fx’2=Jumlah hasil
perkalian antara frekuensi masing-masing interval dengan x’2.
∑fx’=Jumlah hasil perkalian antara
frekuensi masing-masing interval dengan x’.
N
= Number of cases.
TABEL 1.9.
Perhitutungan deviasi standar dari data yang disajikan pada table 1.8. dengan
menggunakan rumus singkat.
Interval
|
f
|
X
|
x’
|
fx’
|
x’2
|
fx’2
|
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
|
3
5
6
7
7
17
15
7
6
5
2
|
72
67
62
57
52
(47)
42
37
32
27
22
|
+5
+4
+3
+2
+1
0
-1
-2
-3
-4
-5
|
+15
+20
+18
+14
+7
0
-15
-14
-18
-20
-10
|
25
16
9
4
1
0
1
4
9
16
25
|
75
80
54
28
7
0
15
28
54
80
50
|
Total
|
80=N
|
-
|
-
|
-3=∑fx’
|
-
|
471=
∑fx’2
|
Dari tabel 1.10 telah
berhasil kita peroleh: ∑fx’= -3; ∑fx’2= 471; N= 80; sedangkan i=5.
Kita substitusikan kedalam rumus:
Hasilnya
persisi sama dengan rumus panjang
BAB 111
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dalam dunia statistik, dikenal beberapa
macam Ukuran Penyebaran Data, dari ukuran yang
paling sederhana sampai ukuran yang dipandang memiliki kadar ketelitian
yang tinggi, yaitu: (1) Range, (2) Deviasi (yaitu: Deviasi Kuartil, Deviasi Rata-rata
dan Deviasi Standar), (3) Variance, dan (4) Ukuran penyebaran Relatif.
Range yang
biasa diberi lambah R adalah salah satu ukuran statistic yang menunjukan jarak
penyebaran antara sekor (nilai) yang terendah (lower Score) sampai skor (nilai) yang tertinggi (Higbest Score).
Dalam statistik yang dimaksud dengan deviasi adalah
selisih atau simpangan dari masing-masing skor atau interval, dari nilai
rata-rata hitunganya (deviation from the
mean).
3.2 Saran
Penyusun
sangat menyadari dalam penyelusaian makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian demi kesempurnaan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar