Rabu, 11 Juli 2012
Sabtu, 23 Juni 2012
KELOMPOK 12
MAKALAH
STATISTIK PENDIDIKAN
Test “ t “
Dosen Pengampu : Drs Rizalman, M.Pd
Disusun oleh Kelompok XII
:
Kasmiyati
Ninik Sugiyarti
Nofrija Rosidar Siregar
Fisika IV A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2012
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2012
Kata Pengantar
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karna hanya atas
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya,
shalawat beserta salam kami haturkan kepada nabi semesta alam nabi besar
Muhammad SAW.
Dalam
makalah ini kami akan membahas masalah Penggunaan Test “t”, Pengertian dan Penggolongan Test “t”, Test “t” dua
sampel kecil yang saling berhubungan, Test “t” dua sampel kecil yang tidak
saling berhubungan.
Terima
kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu serta teman-teman seperjuangan atas
motivasi dari merekalah kami dapat segera menyelesaikan makalah ini. semoga apa
yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami sendiri.
Jambi, April 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Statistik
adalah kumpulan bahan keterangan yang berupa angka atau bilangan. atau deretan
atau kumpulan angka yang menunjukkan keterangan mengenai kegiatan hidup
tertentu. Sedangkan statistik pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membahas
atau yang mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur yang perlu ditempuh atau
dipergunakan, dalam rangka pengumpulan, penyusun, penyajian, penganalisaan bahan
keterang yang berwujud angka mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan
penarikan kesimpulan, pembuatan perkiraan serta ramalan secara ilmiah atas dasar
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka tadi.
Di dalam
perhitungan statistik pendidikan, penelitian komperasional yang melakukan
perbandingan antar dua variabel; yaitu apakah memang secara signifikan dua variabel
yang sedang diperbandingkan atau dicari perbedaanya itu memang berbeda atau kah
perbedaan itu terjadi semata-mata karena kebetulan saja (by chance), kita dapat
menngunakan Tes “t”. Oleh sebab itu kami membuat makalah yang berjudul Test “t”.
I.2 Permasalahan
Dari latar
belakang masalah di atas maka kami menyeimpulkan beberapa masalah yang akan
kita bahas dalam makalah ini yaitu;
1. Pengertian Test “t”
2. Penggolongan Test “t”
3. Test “t” Dua sampel kecil
berhubungan
4. Test “t” Dua sampel kecil tidak saling berhubungan
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Test “t”
2. Dapat mengetahui penggolongan Test
“t
3. Mengetahui Test “t” Dua sampel
kecil yang berhubungan
4. Mengetahui Test “t” Dua sampel
kecil tidak saling berhubungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Penggolongan Test “t”
Test “t” atau
“t” Test adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran
atau kepalsuan hipotesa nihil yang menyatakan bahwa di antara mean sampel yang
diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.
Test “t” pertama
dikembangkan oleh William Seely Gosset pada 1915. Pada waktu itu ia menggunakan
nama samara “Student”, dan huruf “t” yang terdapat dalam istilah Test “t” itu adalah diambilkan huruf terakhir dari nama beliau. Itu pulalah
sebabnya mengapa Tast “t” juga sering disebut dengan nama atau istilah “Student
t”.
Para ahli statistik
melalui berbagai macam penelitian dan eksperimentasi pada akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa besar kecilnya kesalahan sampling itu dapat diketahui dengan
melihat besar kecilnya suatu angka standar yang disebut Standard Error of the Mean (biasa di singkat atau diberi
lambing SEM), yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
SEM = SD
SEM =
Besarnya kesesatan Mean sampel
SD = Deviasi Standar dari Sampel yang diteliti
N = Number of Cases (banyaknya subjek yang
diteliti)
1 = Bilangan konstan
Dengan
diketahui standar error mean sampel maka lebih lanjut dapat diketahui standar
error perbedaan mean dua sampel yang diteliti, yang dilambangkan dengan : SEM1 - M2
Standar error
perbedaan mean dua sampel itu dapat diperoleh dengn rumus:
SEM1- M2 =
SEM12 - SEM22
Untuk menolak
atau menerima hipotesa nihil tentang ada atau tidaknya dua mean sampel secara
signifikan, kita harus mencari harga
kritik “t”. disini “t” merupakan suatu angka atau koefisien yang melambangkan
derajat perbedaan mean ke dua kelompok sampel yang sedang diteliti. Besarnya
“t” sama dengan selisih ke dua mean sampel, dibagi dengan standar error
perbedaan dua mean sampel, atau apabila kita formulasikan dalam bentuk rumus :
t = M1 - M2
SEM1 - M2
Terhadap “t”
yang telah kita peroleh dari hasil perhitungan ( lazim disebut t observasi
dengan diberi lambing t0) selanjutnya kita berikan
interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “t” (Tabel Harga Kritik “t”)
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika t0 sama dengan
atau lebih besar dari pada harga kritik “t” yang tercantum dalam tabel (diberi
lambing tt), maka hipotesa nihil yang mengatakan tidak adanya
perbedaan mean dari kedua sampel, ditolak; berarti perbedeaan mean dari dua
sampel itu adalah perbedaan yang signifikan.
2. Jika t0 lebih kecil
dari pada tt maka hipotesa nihil yang mengatakan tidak adanya
perbedaan mean dari kedua sampel yang bersangkutan, disetujui; berarti perbedaan
mean dua sampel itu bukanlah perbedaan mean yang signifikan, melainkan
perbedaan yang terjadi hanya secara kebetulan saja (by chance) sebagai
akibat Sampling Error.
Untuk mencari
harga kritik “t” dalam Tabel Nilai “t”, maka terlebih dahulu harus kita
perhitungkan degrees of freedomnya (df). atau kita perhitungkan derajat
kebebasannya (db) dengan menggunakn rumus:
df atau db = ( N1
+ N2 -2).
df atau db = degree
of freedom atau derajat kebebasan
N1 = banyaknya subjek kelompok I (jumlah sampel
kelompok I)
N2 = banyaknya subjek kelompok II (jumlah sampel kelompok
II)
II.2 Penggolongan Test “t”
Berdasarkan keadaan
sampel pada umumnya para ahli statistik menggolongkan Test “t” menjadi dua
macam, yaitu :
1. Test “t” untuk sampel kecil (N
kurang dari 30)
2. Test “t” untuk sampel besar (N
sama dengan atau lebih besar dari 30)
Test “t” untuk
sampel kecil dibedakan menjadi dua golongannya yaitu:
a. Test “t” untuk sampel kecil yang
kedua sampelnya satu sama lain mempunyai hubungan.
b. Test “t” untuk sampel kecil yang
kedua sampelnya satu sama lain tidak ada hubungannya.
II.3 Test “t”
Dua Sampel Kecil yang Saling Berhubungan
a. Rumus
Rumus untuk mencari “t” atau t0 dalam
keadaan dua sampel yang kita teliti merupakan sampel kecil (N kurang dari 30),
sedangkan ke dua sampel kecil itu satu ama lain mempunyai pertalian atau
hubungan , adalah sebagai berikut;
t0 = MD
SE MD
MD = Mean Of Difference = Nilai
rata-rata Hitung dari Beda/ Selisih antara sekor Variabel I dan Sekor Variabel II yang dapat
diperoleh dengan rumus :
MD =
= Jumlah Beda/Selisih antar sekor Variabel I
(Variabel X) dan sekor Variabel II (Variable Y) dan D dapat diperoleh dengan
rumus :
D = X - Y
N = Number Of Cases = Jumlah subjek yang
kita teliti
SE MD
= Standard Error (Standar Kesesatan) dari Mean Of Difference yang
dapat diperoleh dengan rumus:
SE MD
= SDD
SDD = Deviasi Standar dari Perbedaan antara Sekor
Variabel I dan sekor variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus :
SDD =√ ∑D2
- ( ∑D)2
N (N)
N
= Number OF Cases
b. Langkah Perhitungannya
Langkah yang perlu ditempuh dalam rangka memperoleh
harga t0 berturut-turut adalah sebagai berikut :
a. Mencari D (Difference = perbedaan) antara sekor Variabel I dan sekor Variabel II. Jika Variabel I kita
beri lambang X sedang Variabel II kita beri lambang Y, maka: D = X
– Y
b. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh
c. Mencari Mean dari Difference dengan rumus
MD =
N
d. Mengkuadratkan D : setelah itu lalu dijumlahkan sehingga
diperoleh
2
e. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus:
c. Mencari Mean dari Difference dengan rumus MD =
d. Mengkuadratkan D : setelah itu lalu dijumlahkan sehingga
diperoleh
2
e. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD) dengan rumus :
SDD = √
2
(
)2
N (N)
f. Mencari Standar Error dari Mean of Difference, yaiu SEMD dengan rumus :
SE MD =
SDD
g. Mencari t0 dengan menggunakan rumus :
t0 = MD
SEMD
h. Memberikan Interpretasi terhadap t0 dengan prosedur
kerja sebagai berikut;
1. Merumuskan dahulu Hipotesa Alternatif (Ha)
dan Hipotesa Nihilnya (H0)
2. Menguji signifikansi t0 dengan
cara membandingkan besarnya t0 (“t” hasil obsevasi atau “t” hasil perhitungan) dengan tt
(harga kritik “t” yang tercantum dalam Tabel Nilai “t”) dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedomnya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat
diperoleh dengan rumus : df atau db = N - 1
3. Mencari harga kritik “t” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan
berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf signifikansi 5
% ataupun taraf signifikansi 1%.
4. Melakukan pembandingan antara t0
dengan tt dengan patokan sebagai berikut:
a. Jika t0 lebih besar atau
sama dengan tt maka Hipotesa Nihil ditolak; sebaliknya Hipotesa
Alternatif diterima atau disetujui. Berarti antara kedua Variabel yang sedang
kita selidiki perbedaannya, secara signifikan memang terdapat perbedaan.
b. Jika t0 lebih kecil
daripada tt maka Hipotesa Nihil diterima atau disetujui; sebaliknya
Hipotesa Alternatif ditolak. Berarti bahwa
perbedaan antara Variable I dan Variabel II itu bukanlah perbedaan yang
berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan.
i. Menarik kesimpulan hasil penelitian
II.4 Test “t” Dua Sampel Kecil yang Tidak Saling Berhubungan
a. Rumus
Untuk dua
sampel kecil tidak berhubungan , t0 dapat diperoleh dengan
menggunakan dua buah rumus yaitu ;
Rumus Pertama:
t0 = M1 - M2
SE M1 –M2
Rumus Kedua:
t0 = M1
- M2
√(∑x12 + ∑x22) (N1
+ N2)
(N1 + N2
- 2) (N1 . N2)
b. Langkah Perhitungan
I. Untuk Rumus Pertama:
Jika kita
pergunakan rumus pertama untuk mencari t0, maka yang perlu ditempuh
adalah:
a. Mencri Mean Variabel I ( =
Variabel X ), dengan rumus;
MX atau M1 = ∑X
N1
b. Mencari Mean Variabel II ( = Variabel
Y ), dengan rumus :
MY atau M2 = ∑X
N2
c. Mencari Deviasi Standar Sekor
Variabel X dengan rumus:
SDx atau SD1 =
√ ∑x2
N1
d. Mencari Deviasi Standar Sekor
Variabel Y dengan rumus:
SDy atau SD2 =
√ ∑x2
N2
e. Mencari Standar Error Mean Variabel
X dengan rumus:
SEMx atau SEM1 = SD1
√N1 - 1
f. Mencari Standar Error Mean Variabel
Y dengan rumus:
SEMy atau SEM2 = SD2
√N2
- 1
g. Mencari Standar Error Perbedaan antara Mean Variabel X dan Mean
Variabel Y, dengan rumus:
SEM1 – M2 = √SEM12 + SEM22
h. Mencari t0 dengan
rumus yang telah disebutkan dimuka, yaitu:
t0 = M1 - M2
SEM1 – M2
i. Memberikan Interpretasi terhadap
t0 dengan prosedur sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesa Alternatifnya (Ha)
b. Merumuskan Hipotesa Nihilnya (H0)
h. Menguji kebenaran/kepalsuan ke
dua hipotesa tersebut di atas dengan membandingkan besarnya t hasil perhitungan
(t0) dan t yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan terlebih
dahulu menetapakan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya
dengan rumus:
df atau db = ( N1 + N2) - 2
Dengan
diperolehnya df atau db itu maka dapat dicari harga tt pada taraf
signifikan 5% atau 1%. Jika t0 sama basar atau lebih besar daripada
tt maka H0 ditolak, berarti ada perbedaan mean yang
signifikan di antara kedua Variabel yang kita selidiki. Jika t0
lebih kecil daripada tt maka H0 diterima; berarti tidak
terdapat perbedaan mean yang signifikan antar Variabel I dan Variabel II.
II. Untuk Rumus Kedua:
Jika rumus
kedua (Rumus Fisher) yang kita pergunakan, maka perhitungan yang perlu kita
tempuh adalah:
Pertama-tama
untuk menyesuaikan diri dengan lambang yang dipergunakan pada Rumus Fisher: Variabel
I kita beri lambang X1, Variabel II beri lambang X2,
deviasi sekor Variabel I kita beri lambing x1, dan deviasi sekor Variabel
II kita beri lambang x2.
1. Mencari Mean Variabel X1
dengan rumus:
M1 = ∑X1
N1
2. Mencari Mean Variabel X2
dengan rumus:
M2 = ∑X2
N2
3. Mencari Deviasi Sekor Variabel x1, dengan
rumus:
x1
= X1 – M1
Catatan: Jumlah x1 atau ∑X1 harus sama dengan nol.
4. Mencari Deviasi Sekor Variabel x2,
dengan rumus:
x2 = X2 – M2
Catatan: Jumlah x2 atau ∑X2 harus sama dengan nol.
5. Mengkuadratkan x1,
lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X12
6. Mengkuadratkan x2,
lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X22
7. Mencari t0 dengan
rumus:
M1 - M2
√(∑x12 + ∑x22) (N1
+ N2)
(N1 + N2
- 2) (N1 . N2)
8. Memberikan Interpretasi terhadap
t0 dengan mempergunakan Tabel Nilai “t”, dengan cara yang sama.
9. Menarik kesimpulan.
Contoh soal :
BAB III
PENUTUP
Test “t” atau
“t” Test adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran
atau kepalsuan hipotesa nihil yang menyatakan bahwa di antara mean sampel yang
diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.
Berdasarkan keadaan
sampel pada umumnya para ahli statistik menggolongkan Test “t” menjadi dua
macam, yaitu :
1. Test “t” untuk sampel kecil (N
kurang dari 30)
2. Test “t” untuk sampel besar (N
sama dengan atau lebih besar dari 30)
Test “t” untuk
sampel kecil dibedakan menjadi dua golongannya yaitu:
a. Test “t” untuk sampel kecil yang
kedua sampelnya satu sama lain mempunyai hubungan.
b. Test “t” untuk sampel kecil yang
kedua sampelnya satu sama lain tidak ada hubungannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudijono, A. (1997).
Pengantar STATISTIK PENDIDIKAN. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada .
Langganan:
Postingan (Atom)